CIBALIUNG – Paguyuban Kesenian Siswa (Paksi) MAN 4 Pandeglang Gelar Pelatihan Menulis dan Membaca Puisi Bersama Penyair Asia Tenggara. Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Minggu (08/08/2016) di MAN 4 Pandeglang.
Dalam pelatihan tersebut peserta diajarkan lebih detail bagaimana menulis dan membaca puisi dengan baik.
Adapun peserta yang mengikuti pelatihan tersebut adalah perwakilan dari masing-masing kelas dan ekstrakulikuler.
Susi Dwi Septiani selaku ketua OSIS MAN 4 Pandeglang, dalam sambutannya mengucapkan banyak terimakasih kepada organisasi eksktrakulikuler PAKSI yang telah menggelar pelatihan tersebut, apalagi kegiatan tersebut baru pertama kali di MAN 4 Pandeglang.
Sementara kata Rois Rinaldi selaku Penyair Asia Tenggara asal Cilegon, mengatakan bahwa kegiatan tersebut sangat bagus sekali untuk sekolah dengan cultur dari anak-anak yang masih alami.
“Kegiatan ini bagus untuk anak sekolah. Karena sekolah selama ini hanya ditangani oleh guru. Memang harus didatangkan orang-orang aktivis dari kesenian kesustraan itu sendiri agar siswa bisa. mengetahui lebih detail menulis dan pembacaan itu seperti apa. Apalagi dengan cultur dari anak-anak yang masih alami dan asri.” ungkapnya saat diwawancara oleh tim Jurnalis pada hari minggu (08/08) pagi.
Lanjutnya, dari kegiatan tersebut, hal yang perlu ditekankan adalah menulis. Selain itu peserta juga harus terus berkoordinasi dengan kurikulum agar tulisan-tulisan karya anak bangsa bisa diterbitkan oleh sekolah minimal lewat media. Kemudian, dalam kegiatan tersebut Rois mengharapkan agar Cibaliung menjadi titik awal kesustraan untuk Pandeglang.
“Saya harap Cibaliung itu menjadi titik awal kesustraan untuk Pandeglang. Karena kesustraan Pandeglang itu masih sangat minim. Keseniannya memang sudah cukup maju tapi kesustraannya sangat tertinggal. Lagi pula, saya rasa anak-anak disini cukup berpotensi didunia sastra. Ini salah satu peserta yang berbobot sekali, itu keren”. jelas Rois.
Ia juga berpesan bahwa pelatihan tersebut jangan sampai selesai sebagai pelatihan saja tetapi memang harus ada pergerakan kedepannya. Apalah artinya kesenian jika terlepas dari derita lingkungan, apalah artinya berpikir jika terlepas dari persoalan-persoalan kehidupan. (Romlah/Lilis/Susi/Ub)